Selasa, 05 April 2016

PERCOBAAN KIMIA - Laju Reaksi [XI IPA 2 // SMA N 06 JBI 2015-2016]

PERCOBAAN KIMIA
(LAJU REAKSI)
 .
.
.
KELOMPOK III
SALSABILA
SELVIRA SINTYA
REVITA S.
AGUS RIYANSYAH

 -
XI IPA 2 - SMA N 06 KOTA JAMBI
TAHUN AJARAN 2015/2016


PERCOBAAN I

JUDUL           : MEMBUAT LARUTAN NaOH
1.      NaOH 0.1 M (Pelarut 250 ml, 1 gr)
2.      NaOH 1 M (Pelarut 500 ml, 20 gr)
Mr NaOH = 40

TUJUAN        : MENGETAHUI CARA MEMBUAT LARUTAN NaOH 0.1 M & 1 M

LANDASAN TEORI

Larutan adalah suatu campuran yang homogeny yang komposisinya dapat berbeda, misalnya sejumlah garam dalam sejumlah air yang diketahui, dapat berbeda dari satu larutan ke larutan yang lain.
Dalam larutan ada dua komponen yaitu solven dan solute. Solven disebut juga pelarut, dimana secara fisika tidak berubah jika larutan terbentuk. Biasanya air digunakan sebagai solven. Selain air, yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan . Semua komponen lainya yang larut dalam pelarut disebut solute zat yang terlarut ( Larutan garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut solven dan garam yang dapat larut dalam air disebut solute zat yang terlarut ). Jika ingin mengubah menjadi jumlah relative solute dan solven dalam suatu larutan, maka digunakan istilah kosentrasi.
Suatu larutan yang mengandung sejumlah besar solute dalam suatu solven yang diketahui jumlahnya disebut larutan solute yang pekat. Suatu larutan pekat adalah solute yang relative konsentrasinya tinggi, dan larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur,sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume berat,mol (zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut). Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksimol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.

ALAT & BAHAN

1.      GELAS UKUR 1 bh
2.      GELAS KIMIA 1 bh
3.      BATANG PENGADUK 2 bh
4.      TIMBANGAN ELEKTRONIK
5.      AIR 250 ml & 500 ml
6.      NaOH 1 gr & 2 gr

CARA KERJA

1.      SIAPKAN SEMUA ALAT & BAHAN
2.      SIAPKAN NaOH 1 gr & 20 gr
3.      MASUKKAN MASING-MASING NaOH KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH BERISI AIR SEBANYAK 250 ml & 500 ml PADA GELAS 1 & 2, YANG TELAH DIUKUR DENGAN GELAS UKUR
4.      ADUK SAMPAI NaOH LARUT, LALU AMATI APA YANG TERJADI
5.      CATAT HASIL

HASIL

1.      NaOH 0,1 M                M = gr/Mr . 1000/v
    = 1/40 . 1000/250
    = 1/40 . 4
    = 1/10
    = 0,1 M
2.      NaOH 1 M                   M = gr/Mr . 1000/v
    = 20/40 . 1000/500
    = 20000/20000
    = 1 M

KESIMPULAN & SARAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pembuatan larutan adalah suatu kegiatan pencampuran zat terlarut dengan zat pelarutnya.
2.      Molaritas adalah kepekaan suatu larutan.
3.      Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
4.      Pembuatan larutan harus dilakukan pencampuran bahan-bahan dan menggunakan aquadest(air).
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat lebihcekatan dalam mempersiapkan alat untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Institut Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Shocichah. 2010.Standarisasi Larutan NaOH.http://shochicah.blogspot.com
Sukmariah. 2009.Standarisasi Larutan NaOH.http://tadriskimia.blogspot.com


PERCOBAAN II

JUDUL                        : PENGENCERAN LARUTAN NaOH 2 M

TUJUAN                     : MENGETAHUI CARA PENGENCERAN LARUTAN NaOH 2 M

LANDASAN TEORI

Dalam kimia, pengenceran diartikan sebagai pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan.  Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Pengenceran juga bisa dilakukan dengan cara mencampur larutan pekat (konsentrasitinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah kalor dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidihdan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

ALAT & BAHAN

1.      GELAS UKUR 1 bh
2.      GELAS KIMIA 1 bh
3.      BATANG PENGADUK 2 bh
4.      AIR 150 ml
5.      NaOH 25 ml ( 10 gr )

CARA KERJA

1.      AMBIL 25 ml LARUTAN NaOH 2 M DENGAN GELAS UKUR & PIPET TETES
2.      MASUKKAN KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH BERISI AIR 50 ml
3.      TAMBAHKAN KEMBALI AIR 100 ml, ADUK HINGGA RATA
4.      HITUNG KONSENTRASI LARUTAN SETELAH PENGENCERAN
5.      CATAT HASIL

HASIL

V1.M1 = V2.M2
25.2 = 150.M2
M2 = 50/150 = 1/3 = 0,67 M

KESIMPULAN & SARAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pengenceran dilakukan untuk membuat larutan standar.
2.      Molaritas adalah kepekaan suatu larutan.
3.      Pengenceran larutan menggunakan aquadest.
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat lebihcekatan dalam mempersiapkan alat untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Institut Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Shocichah. 2010.Standarisasi Larutan NaOH.http://shochicah.blogspot.com
Sukmariah. 2009.Standarisasi Larutan NaOH.http://tadriskimia.blogspot.com



PERCOBAAN III

JUDUL           : PENGENCERAN LARUTAN ASAM CUKA 25% (Mr=60)

TUJUAN        : MENGETAHUI CARA PENGENCERAN LARUTAN ASAM CUKA 25%

LANDASAN TEORI

Pengenceran dilakukan untuk mengubah zat larutan yang pekat agar larutan dari pengenceran tersebut menghasilkan volume akhir yang lebih besar. Intinya, pengenceran adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Letak perbedaan antara pelarut dan zat terlarut adalah pemakaian. Jika suatu larutan senyawa pekat diencerkan maka kadang-kadang  pada proses pengenceran larutan tersebut akan menghasilkan sejumlah panas yang dilepaskan. Dalam proses pengenceran larutan yang berarti menambahkan pelarut kedalam suatu larutan, maka ditetapkan rumus M1V1=M2V2.
            Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dilakukan dengan cara mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari bentuk kristalnya. Jika kristal yang akan diencerkan atau dilarutkan dalam jumlah yang sedikit maka pelarutan dilakukan dengan menambahkan kristal ke dalam aquades, sebaliknya jika kristal dalam jumlah yang besar maka aquades ditambahkan pada kristal.
            Penegenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Menentukan suatu konsentrasi larutan bertujuan untuk dapat menyatakan komposisi suatu larutan secara kuantitatif atau ketelitian yang tinggi. Larutan merupakan campuran yang homogen antara dua ataupun lebih zat yang terdispersi baik sebagai atom, ion maupun molekul yang memiliki komposisi yang berbeda atau bervariasi.
            Suatu zat yang akan dilarutkan biasanya dilarutkan dengan menggunakan air atau aquades. Larutan yang telah diketahui komposisinya dengan penentuan konsentrasi larutan, sebaiknya memperhatikan volume atau massa larutan yang akan dibuat dari padatan. Dan Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan.

ALAT & BAHAN

1.      ASAM CUKA 25%
2.      AIR 100 ml
3.      LABU UKUR 1 bh
4.      BATANG PENGADUK 1 bh
5.      GELAS KIMIA 1 bh

CARA KERJA

1.    AMBIL 10 ml LARUTAN ASAM CUKA 25% DENGAN BATANG PENGADUK, LALU UKUR DENGAN LABU UKUR
2.      MASUKKAN LARUTAN TADI KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH BERISI AIR 50 ml
3.      TAMBAHKAN 50 ml AIR LAGI KEDALAM GELAS KIMIA
4.      PERHATIKAN PERUBAHAN WARNA
5.      HITUNG KONSENTRASI ASAM CUKA SETELAH PENGENCERAN

HASIL

M = 10.v.p/Mr
    = 10.25.1,05/60
    = 262,5/60
    = 4,375 M

V1.M1 = V2.M2
10.4,375 = 100.M2
M2 = 43,75/100
M2 = 0,4375 ml

KESIMPULAN & SARAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Larutan terdiri dari dua komonen yaitu pelarut dan zat terlarut. Dengan cara pembuatan pengenceran ini maka larutan akan memiliki konsentrasi tertentu atas hasil dari pengenceran.
2.      Pengenceran dapat dihitung dengan rumus : M1.V1 = M2.V2
3.      Zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, dan asam asetat,
4.      Pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Sebaiknya dalam pratikum pembuatan dan pengenceran larutan ini, harus dilaksanakan dengan teliti, agar lebih mengetahui dan lebih mengerti bagamaimana cara pengenceran larutan tersebut. Dan jika pada saat pratikum berlangsung lebih baik lagi apabila percobaan dapat menggunakan normalitas larutan lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Puraba, Michael. 2002, Kimia Sma 2, Eirlangga, Jakarta.


0O0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar