PERCOBAAN
KIMIA
(LAJU
REAKSI)
.
.
.
KELOMPOK
III
SALSABILA
SELVIRA
SINTYA
REVITA
S.
AGUS
RIYANSYAH
-
XI
IPA 2 - SMA N 06 KOTA JAMBI
TAHUN
AJARAN 2015/2016
PERCOBAAN
I
JUDUL : MEMBUAT LARUTAN NaOH
1. NaOH
0.1 M (Pelarut 250 ml, 1 gr)
2. NaOH
1 M (Pelarut 500 ml, 20 gr)
Mr NaOH = 40
TUJUAN : MENGETAHUI CARA MEMBUAT LARUTAN NaOH
0.1 M & 1 M
LANDASAN TEORI
Larutan adalah suatu campuran
yang homogeny yang komposisinya dapat berbeda, misalnya sejumlah garam dalam sejumlah
air yang diketahui, dapat berbeda dari satu larutan ke larutan yang lain.
Dalam
larutan ada dua komponen yaitu solven dan solute. Solven disebut juga pelarut,
dimana secara fisika tidak berubah jika larutan terbentuk. Biasanya air digunakan
sebagai solven. Selain air, yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol
amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan
air biasanya tidak disebutkan . Semua komponen lainya yang larut dalam pelarut
disebut solute zat yang terlarut ( Larutan garam dalam air misalnya, air yang
cair adalah pelarut solven dan garam yang dapat larut dalam air disebut solute
zat yang terlarut ). Jika ingin mengubah menjadi jumlah relative solute dan
solven dalam suatu larutan, maka digunakan istilah kosentrasi.
Suatu larutan yang mengandung
sejumlah besar solute dalam suatu solven yang diketahui jumlahnya disebut larutan
solute yang pekat. Suatu larutan pekat adalah solute yang relative konsentrasinya
tinggi, dan larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur,sifat pelarut, efek ion sejenis, efek
ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan
jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
berat,mol (zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut). Berdasarkan
hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksimol, molaritas,
molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume.
ALAT
& BAHAN
1. GELAS UKUR 1 bh
2. GELAS KIMIA 1 bh
3. BATANG PENGADUK 2 bh
4. TIMBANGAN ELEKTRONIK
5. AIR 250 ml & 500 ml
6. NaOH 1 gr & 2 gr
CARA
KERJA
1. SIAPKAN SEMUA ALAT & BAHAN
2. SIAPKAN NaOH 1 gr & 20 gr
3. MASUKKAN MASING-MASING NaOH
KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH BERISI AIR SEBANYAK 250 ml & 500 ml PADA
GELAS 1 & 2, YANG TELAH DIUKUR DENGAN GELAS UKUR
4. ADUK SAMPAI NaOH LARUT, LALU
AMATI APA YANG TERJADI
5. CATAT HASIL
HASIL
1. NaOH
0,1 M M = gr/Mr . 1000/v
= 1/40 . 1000/250
= 1/40 . 4
= 1/10
= 0,1 M
2. NaOH
1 M M = gr/Mr . 1000/v
= 20/40 . 1000/500
= 20000/20000
= 1 M
KESIMPULAN
& SARAN
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Pembuatan larutan adalah suatu kegiatan
pencampuran zat terlarut dengan zat pelarutnya.
2.
Molaritas adalah kepekaan suatu larutan.
3.
Larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat.
4.
Pembuatan larutan harus dilakukan
pencampuran bahan-bahan dan menggunakan aquadest(air).
Saran yang dapat diberikan dari
percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat lebihcekatan dalam
mempersiapkan alat untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja
dari percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Institut
Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Sukmariah.
2009.Standarisasi Larutan NaOH.http://tadriskimia.blogspot.com
PERCOBAAN II
JUDUL :
PENGENCERAN LARUTAN NaOH 2 M
TUJUAN :
MENGETAHUI CARA PENGENCERAN LARUTAN NaOH 2 M
LANDASAN TEORI
Dalam kimia, pengenceran
diartikan sebagai pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan
pelarut dalam larutan. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven.
Pengenceran juga bisa dilakukan
dengan cara mencampur larutan pekat (konsentrasitinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Jika suatu larutan senyawa kimia
yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah kalor dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas
yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidihdan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya,
percikan asam sulfat ini merusak kulit.
ALAT
& BAHAN
1.
GELAS
UKUR 1 bh
2.
GELAS
KIMIA 1 bh
3.
BATANG
PENGADUK 2 bh
4.
AIR
150 ml
5.
NaOH
25 ml ( 10 gr )
CARA
KERJA
1.
AMBIL
25 ml LARUTAN NaOH 2 M DENGAN GELAS UKUR & PIPET TETES
2.
MASUKKAN
KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH BERISI AIR 50 ml
3.
TAMBAHKAN
KEMBALI AIR 100 ml, ADUK HINGGA RATA
4.
HITUNG
KONSENTRASI LARUTAN SETELAH PENGENCERAN
5.
CATAT
HASIL
HASIL
V1.M1 = V2.M2
25.2 =
150.M2
M2
= 50/150 = 1/3 = 0,67 M
KESIMPULAN & SARAN
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Pengenceran dilakukan untuk membuat
larutan standar.
2.
Molaritas adalah kepekaan suatu larutan.
3.
Pengenceran larutan menggunakan
aquadest.
Saran yang dapat diberikan dari
percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat lebihcekatan dalam
mempersiapkan alat untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja
dari percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Institut
Pertanian Stiper: Yogyakarta.
Sukmariah.
2009.Standarisasi Larutan NaOH.http://tadriskimia.blogspot.com
PERCOBAAN
III
JUDUL :
PENGENCERAN LARUTAN ASAM CUKA 25% (Mr=60)
TUJUAN :
MENGETAHUI CARA PENGENCERAN LARUTAN ASAM CUKA 25%
LANDASAN TEORI
Pengenceran dilakukan untuk
mengubah zat larutan yang pekat agar larutan dari pengenceran tersebut
menghasilkan volume akhir yang lebih besar. Intinya, pengenceran adalah pelarut
lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Letak perbedaan antara pelarut dan zat
terlarut adalah pemakaian. Jika suatu larutan senyawa pekat diencerkan maka
kadang-kadang pada proses pengenceran
larutan tersebut akan menghasilkan sejumlah panas yang dilepaskan. Dalam proses
pengenceran larutan yang berarti menambahkan pelarut kedalam suatu larutan,
maka ditetapkan rumus M1V1=M2V2.
Dalam pembuatan larutan dengan
konsentrasi tertentu dapat dilakukan dengan cara mengencerkan larutan pekatnya
atau membuat dari bentuk kristalnya. Jika kristal yang akan diencerkan atau
dilarutkan dalam jumlah yang sedikit maka pelarutan dilakukan dengan
menambahkan kristal ke dalam aquades, sebaliknya jika kristal dalam jumlah yang
besar maka aquades ditambahkan pada kristal.
Penegenceran dapat dilakukan dengan
cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan
dibuat. Menentukan suatu konsentrasi larutan bertujuan untuk dapat menyatakan
komposisi suatu larutan secara kuantitatif atau ketelitian yang tinggi. Larutan
merupakan campuran yang homogen antara dua ataupun lebih zat yang terdispersi
baik sebagai atom, ion maupun molekul yang memiliki komposisi yang berbeda atau
bervariasi.
Suatu zat yang akan dilarutkan
biasanya dilarutkan dengan menggunakan air atau aquades. Larutan yang telah
diketahui komposisinya dengan penentuan konsentrasi larutan, sebaiknya
memperhatikan volume atau massa larutan yang akan dibuat dari padatan. Dan
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum
dan sesudah pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan.
ALAT
& BAHAN
1. ASAM CUKA 25%
2. AIR 100 ml
3. LABU UKUR 1 bh
4. BATANG PENGADUK 1 bh
5. GELAS KIMIA 1 bh
CARA
KERJA
1. AMBIL 10 ml LARUTAN ASAM CUKA 25% DENGAN BATANG
PENGADUK, LALU UKUR DENGAN LABU UKUR
2. MASUKKAN LARUTAN TADI KEDALAM GELAS KIMIA YANG TELAH
BERISI AIR 50 ml
3. TAMBAHKAN 50 ml AIR LAGI KEDALAM GELAS KIMIA
4. PERHATIKAN PERUBAHAN WARNA
5. HITUNG KONSENTRASI ASAM CUKA SETELAH PENGENCERAN
HASIL
M
= 10.v.p/Mr
= 10.25.1,05/60
= 262,5/60
= 4,375 M
V1.M1
= V2.M2
10.4,375
= 100.M2
M2
= 43,75/100
M2
= 0,4375 ml
KESIMPULAN
& SARAN
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan di laboratorium, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Larutan terdiri dari dua komonen yaitu
pelarut dan zat terlarut. Dengan cara pembuatan pengenceran ini maka larutan
akan memiliki konsentrasi tertentu atas hasil dari pengenceran.
2.
Pengenceran dapat dihitung dengan rumus
: M1.V1 = M2.V2
3.
Zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
air, alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, dan asam asetat,
4.
Pengenceran dapat dilakukan dengan cara
terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Sebaiknya dalam
pratikum pembuatan dan pengenceran larutan ini, harus dilaksanakan dengan
teliti, agar lebih mengetahui dan lebih mengerti bagamaimana cara pengenceran
larutan tersebut. Dan jika pada saat pratikum berlangsung lebih baik lagi
apabila percobaan dapat menggunakan normalitas larutan lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Puraba, Michael. 2002, Kimia Sma 2,
Eirlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar