Senin, 17 Maret 2014

"Broken Home" part 1 | TUGAS DRAMA BAHASA INDONESIA | Created by : Salsabila (Me)

BROKEN HOME

Pemeran :
Adilla Nurfadillah      : Tante Jasmine
Aprilya Elcha Monika : Emily
Ariski Ilham             : Om Edward
Maydleine ARS.        : Caitlin
Medi Ardiansya        : Papa Jack
Ogi Wahyudi           : Jimmy
Relita Mega Asia      : Mama Caroline
Salsabila                 : Rosalie

                                               
----

Dimalam hari

(Papa Jack masuk ruangan diikuti oleh Mama Carol)

Mama Carol   : “Papa kenapa cuek sekali sama mama?”

Papa Jack     : “Tak adakah pertanyaan yang lebih penting?! Aku ini lelah pulang kerja.”

Mama Carol   : “Papa kenapa? Kenapa tiba-tiba suka marah seperti ini?!” (membentak)
Papa Jack     : “Huh, aku sedang sibuk Carol.”
Mama Carol   : “Memangnya apa yang sedang kamu sibukkan?!”
Papa Jack     : “Menurutmu apa? Aku kerja Carol! Aku cari uang untuk keluarga kita!”
Mama Carol   : “Alah! Alasan saja! Kerja itu ada waktunya Jack! Kamu seharusnya bisa meluangkan waktu untuk keluarga!”
Papa Jack     : “Tapi aku tidak punya waktu Carol. Aku benar-benar sibuk. Aku sudah memberimu uang untuk shopping. Benar bukan?!”
Mama Carol   : “Aku tidak butuh uang Jack! Aku cuma inginkan kamu yang dulu!”
Papa Jack     : “HAH! Terserah apa katamu! Aku lelah!” (duduk)
Mama Carol   : “Oh, aku tau! Pasti kamu ada simpanan, kan?! Kamu sudah lupa dengan keluarga kamu karena kamu punya wanita lain dikehidupan kamu! Iya kan?! Jujur saja!”
Papa Jack     : “Kalau iya memang kenapa?! (menggertak meja) Aku muak dengan keluarga ini!”
Mama Carol   : “HAH! Benar dugaanku selama ini! Kamu tidak memikirkan anak kita?! Apa kamu tidak kasihan dengan anak-anakmu?!”
Papa Jack     : “Huh?! Dasar muna! Jangan sok benar! Sebenarnya kamu juga bukan?! Kamu berselingkuh dibelakangku! Ya kan?! Aku tau semuanya!”
Mama Carol   : “Baguslah kalau kamu tau! Aku memang sudah tidak sanggup lagi denganmu!”  
Papa Jack     : “Baik. Masalah surat perceraian biar aku yang urus! (gebrak pintu) (pergi)”
(Tiba-tiba  Emily masuk) (dalam keadaan menangis)
Emily            : “Mama.. Papa kenapa ma?”
Mama Carol   : “(menangis) Emily.. (memeluk Emily). Maafkan Mama nak”
Emily            : “Mama.. Aku takut ma” (tersedu sedu)
Mama Carol   : “Tenang sayang kita akan baik-baik saja. Sekarang waktunya kamu tidur ya”
(Emily mengangguk) (pergi masuk ke kamar)
------
Di minggu pagi
Papa Jack     : “(duduk santai sambil membaca koran)”
(Jimmy masuk)
Jimmy          : “Hi pa. Jimmy mau tanya”
Papa Jack     : “Ada apa Jim?”
Jimmy          : “Apa Papa masih ingat dengan rencana Papa 2 bulan yang lalu?”
Papa Jack     : “Rencana apa Jim?”
Jimmy          : “Kok Papa bisa lupa, sih? Itu, yang janji papa untuk pergi jalan-jalan”
Papa Jack     : “(memandang Jimmy) Kapan? Jalan-jalan kemana?”
Jimmy          : “Ya ampun Pa. Waktu itu Papa pernah janji dengan kita untuk pergi jalan-jalan merayakan ultah pernikahan Papa dan Mama. Ingat kan Pa?”
Papa Jack     : “Oh itu (terdiam sebentar). Ya, Papa ingat”.
Jimmy          : “Nah, besok kan Ultah pernikahan Papa dan Mama, kalau begitu kita mau kemana Pa?”
Papa Jack     : “Maaf Jimmy, papa tidak punya waktu untuk itu”.
Jimmy          : “Lho Pa?! Kok gitu Pa. Tapi kan..”
(Emily datang memotong pembicaraan Jimmy)
Emily            : “Kak Jim, itu ada teman kakak di depan”.
Jimmy          : “Oh, oke. Terima Kasih Emily.” (Beranjak dari tempat duduk dan pergi. Di ikuti oleh Emily)
Papa Jack     : “Emily, kesini nak!“ (dengan suara lemah menahan Emily)
Emily            : “Ada apa Pa?” (mendekati Papa Jack)
Papa Jack     : “Emily sayang Papa, kan?” (mengelus kepala Emily)
Emily            : “Iyalah, Pa! Kenapa tanya begitu?” (heran)
Papa Jack     : “Papa mungkin tidak akan tinggal sama Emily lagi”.
Emily            : “Kenapa Pa? Papa tidak sayang Emily? Papa jangan pergi” (ingin menangis)
Papa Jack     : “Tidak nak. Kamu tidak salah (tersenyum). Papa mau bercerai sama Mama”
Emily            : (terkejut)

Papa Jack     : “Kamu belajar yang baik, ya nak. Papa akan selalu melihat keadaan kamu” (beranjak pergi)
-----------------
Di siang hari, dirumah Caitlin.

Emily            : (merenung)

Caitlin          : “Emily, kok dari tadi kamu diam aja, sih?” (mendekati Emily)

Rosalie         : “Kenapa Emily? Muka kamu tambah tidak enak dilihat”

Caitlin          : (menatap tajam ke arah Rosalie)

Rosalie         : (angkat tangan)

Caitlin          : (mengelus kepala Emily) “Jika kamu ada masalah, kamu bisa menceritakannya kepadaku Emily”.

Emily            : (mulai menangis)

Caitlin          : “Emily, kamu menangis?. Ya ampun, Emily. Kamu kenapa?” (khawatir)

Emily            : “Aku tidak apa-apa Caitlin”. (tersenyum miris)

Rosalie         : (berdiri) “Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kamu menangis? Huh? drama!”

Caitlin          : “Rosalie! Tidak bisakah kamu mengerti Emily?!”

Rosalie         : (menatap Caitlin) “Huh. Haruskah aku? (mencoba pergi)

Caitlin          : (Menahan Rosalie) (Menarik Rosalie untuk duduk)

Rosalie         : (kesal) (terpaksa duduk)

Caitlin          : “Emily, apa yang terjadi?”

Emily            : “Orangtuaku. Mereka akan bercerai”

Rosalie & Caitlin : (menatap Emily)

Caitlin          : (raut wajah yang sedih) “Aku.. Aku turut prihatin padamu, Emily. Bolehkah aku tau mengapa orangtuamu akan berpisah?”

Rosalie         : “Kurasa semua orang juga akan tau jawabannya”

Emily            : “Kamu mengetahuinya, Rose?”

Rosalie         : “Jelas. Mereka bercerai karenamu! Mereka menyesal punya anak sepertimu yang cengeng, penakut sekaligus dramatis”.

Caitlin          : “Jangan sok tahu Rose!”

Rosalie         : “Benar bukan?! Kalaupun aku adalah orangtuanya, aku akan melakukan hal yang sama”.

Emily            : “Cukup Rose! Aku tau kau membenciku!”

Rosalie         : “Baguslah kalau kau tau. Jadi, aku tak perlu repot untuk menjelaskannya”.

Caitlin          : “Aku tak habis fikir dengan sifatmu Rosalie. Dari awal kita sudah bersahabat. Kenapa sekarang kau terlihat berbeda?!”.
                                                                               
Rosalie         : “Huh? Siapa bilang aku sahabat kalian?! Kalian yang memaksaku untuk berteman dengan kalian!”

Emily            : “Kenapa kau membenciku Rose? Kenapa?”
         
Rosalie         : “Hm, Kurasa butuh waktu yang lama untuk menjelaskan kenapa aku membencimu”. (Beranjak pergi)

Emily            : “Tolonglah Rose, kau sahabat terbaikku”.

Caitlin          : (menahan Rose) “Lihat! Emily sampai memohon-mohon padamu. Tolong jadilah dirimu yang dulu, Rosalie”.

Rosalie         : “Bukan urusanmu!” (menepis tangan Caitlin)

Emily            : “Rose..”

Rosalie         : (berbalik badan) “Dan satu lagi. Inilah aku. Diriku yang sebenarnya. Kalian tidak ada hak untuk memprotes diriku. Bukan urusan kalian” (pergi meninggalkan Emily & Caitlin)

Emily            : “Rose jangan pergi!!” (menangis)

Caitlin          : “Rosalie!! Huh anak itu!” (mendekati Emily)

Emily            : “Sudahlah, Cait. Aku fikir, aku memang pantas untuk dibenci”.

Caitlin          : “Tidak Emily. Kau adalah teman yang baik”.

Emily            : “Caitlin, berjanjilah untuk tidak meninggalkanku (terisak – isak). Aku tidak ingin kehilangan orang yang kusayangi lagi” (menangis memeluk Caitlin)

Caitlin          : (sedih) “Tidak perlu kamu meminta, aku akan selalu berada disisimu kawan”

Emily            : “Terima kasih Caitlin” (tersenyum)

Caitlin          : “Sama-sama Ny. Emily” (tertawa bersama Emily)

Emily            : “Wah, sepertinya aku harus pulang. Mama Papa pasti mencariku. Aku permisi dulu Cait. Sampai Jumpa” (melambaikan tangan)

Caitlin          : “Baiklah. Sampai jumpa Emi. Hati-hati dijalan, ya!” (melambaikan tangan)
-------------
To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar