Dijalanan
(Dari arah yang berlawanan, Om Edward dan Mama Caroline bertabrakan)
Om Edward : (Terkejut)
Mama Carol : (menunduk) “Maaf..” (melangkah pergi)
Om Edward : (menahan Carol) (meletakkan kedua tangan di bahu Carol)
“Carol?”
Mama Carol : (mendongak) “Edward?”
Om Edward : “Kenapa lagi ini?”
Mama Carol : “Ada apa?”
Om Edward : “Kamu sedang apa? Kamu menangis lagi?”
Mama Carol : “Oh, aku hanya.. Lari pagi. Dan.. dan mataku kelilipan, hehe”.
Om Edward : (menatap Carol) “Kamu bohong” (menarik Carol untuk duduk)
Mama Carol : “Maaf, aku harus pergi Edward” (berdiri)
Om Edward : (Menarik Carol) “Ceritakan padaku. Apa ini karena suamimu
lagi?”
Mama Carol : (mengangguk)
Om Edward : “Apa yang dilakukannya padamu?”
Mama Carol : (terdiam)
Om Edward : “Hei! Jawab pertanyaanku”
Mama Carol : “Dia tidak berbuat apa-apa. Hanya saja..”
Om Edward : “Hanya saja apa?”
Mama Carol : “Aku melihat selingkuhan Jack”
Om Edward : “Lalu?”
Mama Carol : “Lalu.. Dia menyangka aku adalah pembantu Jack” (menangis)
Om Edward : “HAHAHA!!!” (tertawa)
Mama Carol : “YAH! Hei! Kenapa kau tertawa?!” (Kesal) (beranjak dari tempat
duduk)
Om Edward : “Hei tunggu dulu! Mau kemana kamu?”
Mama Carol : “Untuk apa aku disini kalau hanya untuk ditertawakan?!”
Om Edward : “Huh? Kau marah? Baiklah, maafkan aku.”
Mama Carol : (diam)
Om Edward : “Maafkan aku”
Mama Carol : (diam)
Om Edward : “Hei. Carol aku sungguh minta maaf. Aku janji tidak akan
mengulanginya”
Mama Carol : “Janji?”
Om Edward : “Janji” (menjulurkan jari kelingking)
Mama Carol : (menjulurkan jari kelingking)
Om Edward : “Jadi.. Apa aku bisa membantumu?”
Mama Carol : “Bantu apa?”
Om Edward : “Memarahi suamimu, menendang suamimu, atau membunuhnya?”
Mama Carol : “Hei, itu tidak lucu”
Om Edward : “Aku serius”
Mama Carol : “Apa kau gila? Membunuhnya? Dia itu masih suamiku”.
Om Edward : “Kenapa? Bukankah dia akan bercerai denganmu? Bukankah kamu
menyukai orang lain?”
Mama Carol : “Tapi tidak harus seperti itu. Kau terlalu berlebihan,
Edward”.
Om Edward : “Tapi dia sudah menyakitimu. Bahkan dia tidak peduli padamu.
Kenapa kau masih peduli?”
Mama Carol : “Dia masih suamiku. Dan aku.. Aku tidak bisa membencinya”.
Om Edward : (memandang Carol) “Apa itu berarti.. Kau..Masih mencintainya”.
Mama Carol : “Umm, Ya. Aku masih mencintainya”.
Om Edward : (Kesal) (pergi meninggalkan Carol)
Mama Carol : “Hei! Mau kemana kau? Huh aneh” (pergi)
---
Di sekolah
(Rosalie memasuki ruangan, terhenti mendengar perkataan Jimmy)
Jimmy : (mengeluarkan pisau) “HAH!” (mengacak-acak rambut)
Jimmy : “Dia jahat.. Dia bukan Papaku lagi..”
Jimmy : “Dia selingkuh.. Dia menyakiti Mamaku! DIA HARUS MATI!!”
Rosalie : (menggeleng tak percaya)
Jimmy : “Apapun yang terjadi aku harus membunuhnya.. Ya, dia tidak pantas
hidup”
Jimmy : “HAHAHA! Sebentar lagi dia mati. Dan.. dan Mamaku tak akan disakiti
lagi..” (menangis)
Jimmy : “Aku akan hidup bahagia dengan Mama dan Emily..” (menangis)
(terduduk meringkuk)
(tidak sengaja Rosalie menyenggol barang hingga terjatuh)
Jimmy : (mendongak) “Siapa kau?”
Rosalie : (terdiam ketakutan) “Maaf.. Aku..”
Jimmy : “Berapa lama kau berada disitu?” (memainkan pisau)
Rosalie : “Aku..” (berjalan mundur) (berlari keluar)
Jimmy : (terdiam) (menyeringai) (pergi)
----
to be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar